China Tes Covid Massal saat Cuaca 'Neraka', Warga Kesal Kepanasan
Pemerintah Kota Chongqing, China, memerintahkan tes Covid-19 massal di pusat kota menyusul lonjakan kasus virus corona harian meski negara itu tengah dilanda cuaca ekstrem akibat gelombang panas. Akibatnya, jutaan warga kepanasan karena berdiri mengantre di tengah terik matahari selama berjam-jam untuk melakukan tes Covid-19 wajib tersebut.
"Sekarang 43 derajat [Celsius], masyarakat Chongqing benar-benar diuji sampai keluar batas," kata seorang warga China mengeluh via akun media sosial Weibo. Warga Chongqing, Zeng Meng, mengatakan ia sempat mendapatkan jadwal tes pada Rabu (23/8) tengah malam.
"Memaksa lebih dari sepuluh juta orang untuk mengikuti tes Covid saat suhu ekstrem sangat disayangkan. Itu tidak sesuai sains, masuk akal, ataupun legal," ujar Zeng. Zeng mengatakan sejumlah warga sempat mengantre untuk melakukan tes Covid-19 pada Rabu saing. Namun, ia menolak ikut serta hingga membuatnya tak bisa masuk ke supermarket.
"Kebijakan anti-Covid yang berlebihan menyebabkan ketidaknyamanan besar bagi kami. Banyak teman-teman saya yang kesal karena dipaksa mengikuti tes Covid," lanjutnya. Sebagaimana diberitakan CNN, lebih dari 3.800 posko tes Covid dibuka di pusat kota itu.
Dalam beberapa foto yang beredar di media sosial China, tampak warga mengantre panjang. Beberapa di antaranya sampai pingsan karena suhu panas yang parah. Selain itu, dalam sebuah video, ratusan warga tampak memenuhi suatu jalanan di China. Mereka dikabarkan sedang mengantre untuk tes Covid-19.
Video itu juga menunjukkan banyak warga mengenakan masker dan beberapa di antaranya mengipas diri sendiri karena kepanasan. Untuk memastikan warga mengikuti tes Covid-19, pemerintah mengubah kode kesehatan masyarakat menjadi oranye. Kode itu hanya akan menjadi hijau kita mereka menjalankan tes Covid.
Kode hijau sendiri merupakan syarat untuk memasuki tempat umum di China. Warga yang belum mengikuti tes massal tak akan diizinkan menghadiri pertemuan publik dan aktivitas bisnis, pun masuk ke ruang publik.
Saat ini, China tengah berhadapan dengan gelombang panas ekstrem. Hampir setengah lebih kawasan China didera gelombang panas hingga mengancam hasil panen dan memicu kekeringan. Pemerintah China bahkan telah mengeluarkan peringatan gelombang panas, yang pertama dalam beberapa tahun terakhir, guna mengingatkan warga untuk waspada terkait cuaca ekstrem.
Selain itu, gelombang panas China berujung pada krisis listrik di Provinsi Sichuan. Krisis itu membuat para petani harus kehilangan hasil panen dan ternak mereka. Seorang pemilik ternak ayam di Sichuan sempat mengunggah video yang menunjukkan tumpukan unggas mati tergeletak di tanah.
"Saya melihat mereka mati. Suhunya sangat tinggi kemarin, tetapi mereka [pemerintah] memutus aliran listrik," kata petani itu dalam media sosial China yang mirip TikTok, Douyin. Di Eropa, gelombang panas juga terjadi cukup parah di mana ratusan warga dikabarkan meninggal dunia karena cuaca panas ekstrem membuat beberapa negara mengimbau warga untuk tidak banyak beraktivitas di luar ruangan.
Komentar
Posting Komentar